Breaking News

Senin, 28 Januari 2019

BESARAN - BESARAN LISTRIK DAN ALAT UKUR LISTRIK

listrik merupakan suatu muatan yang terdiri dari muatan positif dan muatan negatif , dimana sebuah benda akan dikatakan memiliki energi listrik apabila suatu benda itu mempunyai perbedaan jumlah muatan .sedangkan muatan yang dapat berpindah adalah muatan negatif dari sebuah benda,berpindahnya muatan negatif ini disebabkan oleh bermacam gaya atau energi, misal energi gerak,energi  panas dsb.perpindahan muatan negatif  inilah yang disebut dengan energi listrik.karena suatu benda akan senantiasa mempertahankan keadaan netral atau seimbang antara muatan positif dan muatan negative. Sehingga apabila jumlah muatan positif lebih besar dari muatan negative, maka benda tersebut mencari muatan negative untuk mencapai keadaan seimbang.






Listrik memiliki besaran-besaran diantaranya sebagai berikut :

1. Tegangan Listrik

Tegangan listik yaitu perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Secara definisi tegangan listrik menyebabkan obyek bermuatan listrik negatif tertarik dari tempat bertegangan rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah arus listrik konvensional di dalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan rendah.
2. Arus Listrik 

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan couloumb/detik atau  Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltabese dan resistansi sesuai dengan hukum ohm.
3. Hambatan Listrik

Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor ) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik yang mempunyai satuan Ohm. yang dapat dirumuskan dengan        

R=V/I

R adalah hambatan (Ohm)
V adalah tegangan (Volt)
I adalah arus (ampere)
Gaya Gerak Listrik ( GGL )

Gaya gerak listrik (GGL) adalah besarnya energi listrik yang berubah menjadi energi bukan listrik atau sebaliknya, jika satu satuan muatan melalui sumber itu, atau kerja yang dilakukan sumber arus persatuan muatan. dinyatakan dalam Volt.

Muatan Listrik  

Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik. Simbol Q sering digunakan untuk menggambarkan muatan. sistem satuan internasional dari satuan Q adalah coloumb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar yang dimiliki oleh  materi baik itu berupa proton (muatan positif) maupun elektron (muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif. Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini, oleh karena itu muatan materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam atom yang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral atau tak bermuatan).
Kapasitansi

Kapasitans adalah ukuran jumlah muatan listrik yang disimpan (atau dipisahkan) untuk sebuah potensial listrik yang telah ditentukan. Bentuk paling umum dari piranti penyimpanan muatan adalah sebuah kapasitor dua lempeng/pelat/keping. Jika muatan di lempeng/pelat/keping adalah +Q dan –Q, dan V adalah tegangan listrik antar lempeng/pelat/keping, maka rumus kapasitans adalah:

C = \frac{Q}{V}
  • R adalah hambatan (Ohm)
  • V adalah tegangan (Volt)
  • I adalah arus (ampere)
4.Gaya Gerak Listrik ( GGL )
Gaya gerak listrik (GGL) adalah besarnya energi listrik yang berubah menjadi energi bukan listrik atau sebaliknya, jika satu satuan muatan melalui sumber itu, atau kerja yang dilakukan sumber arus persatuan muatan. dinyatakan dalam Volt.

5.Muatan Listrik  
Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik. Simbol Q sering digunakan untuk menggambarkan muatan. sistem satuan internasional dari satuan Q adalah coloumb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar yang dimiliki oleh  materi baik itu berupa proton (muatan positif) maupun elektron (muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif. Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini, oleh karena itu muatan materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam atom yang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral atau tak bermuatan).

6.Kapasitansi
Kapasitans adalah ukuran jumlah muatan listrik yang disimpan (atau dipisahkan) untuk sebuah potensial listrik yang telah ditentukan. Bentuk paling umum dari piranti penyimpanan muatan adalah sebuah kapasitor dua lempeng/pelat/keping. Jika muatan di lempeng/pelat/keping adalah +Q dan –Q, dan V adalah tegangan listrik antar lempeng/pelat/keping, maka rumus kapasitans adalah

C = \frac{Q}{V}
  • C adalah kapasitansi yang diukur dalam farad
  • Q adalah muatan yang diukur dalam coloumb
  • V adalah voltase yang diukur dalam volt

  7.Induktansi
Induktansi adalah sifat dari rangkaian elektronika yang menyebabkan timbulnya potensial listrik secara proporsional terhadap arus yang mengalir pada rangkaian tersebut, sifat ini disebut sebagai induktasi sendiri. Sedang apabila potensial listrik dalam suatu rangkaian ditimbulkan oleh perubahan arus dari rangkaian lain disebut sebagai induktansi bersama. Satuan induktansi dalam satuan internasional adalah weber per ampere atau dikenal pula sebagai henry (H).
Induktansi muncul karena adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik (dijelaskan oleh hukum ampere). Supaya suatu rangkaian elektronika mempunyai nilai induktansi, sebuah komponen bernama induktor digunakan di dalam rangkaian tersebut, induktor umumnya berupa kumparan kabel/tembaga untuk memusatkan medan magnet dan memanfaatkan GGL yang dihasilkannya.


 8.Kuat Medan Listrik
Medan lisrtik adalah ruang di sekitar benda bermuatan listrik dimana benda-benda bermuatan listrik lainnya dalam ruang ini akan merasakan atau mengalami gaya listriArah Medan Listrik.
Kuat medan listrik adalah besaran yang menyatakan gaya coloumb per satuan muatan di suatu titik.

9.Fluks Magnet
Fluk magnetik adalah ukuran total medan magnetik yang menembus bidang. secara matematis fluk maknetik didefinisikan sebagi perkalian skalar antara induksi magnetik (B) dengan luas bidang yang tegak lurus pada induksi magnetik tersebut.
BESARNYA:

f = B A cos q 

  • f  = fluks magnetik (weber)
  • B = induksi magnetik
  • A = luas bidang yang ditembus garis gayamagnetik
  • q = sudut antara arah garis normal bidang A dan arah B
Berikut besaran listrik, notasi ( simbol ) dan satuan serta hubungan persamaan antara besaran :


Besaran listrik satuan dan alat ukurnya:        

  




  • ALAT UKUR LISTRIK
      Alat Ukur listrik adalah peralatan yang memungkinkan untuk mengamati besaran-besaran listrik, seperti hambatan listrik (R), kuat arus listrik (I), beda potensial listrik (V), daya listrik (P), dan lainnya. Terdapat dua jenis alat ukur yaitu alat ukur analog dan alat ukur digital.

Berikut adalah macam-macam alat ukur listrik :

  1. VoltmeterVoltmeter adalah alat/perkakas untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak komponen yang diukur dalam rangkaian. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berperan sebagai anode sedangkan yang di tengah sebagai katode. Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter).


  2. AmperemeterAmperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik baik untuk listrik DC maupun AC yang ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang berderet dengan elemen listrik. Cara menggunakannya adalah dengan menyisipkan amperemeter secara langsung ke rangkaian.

  3.  OhmmeterOhm-meter adalah alat untuk mengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.

  4. Wattmeter
    Wattmeter adalah instrumen untuk mengukur power listrik (atau rate suplai energi listrik) dalam satuan watt untuk rangkaian sirkuit apapun.
  5. Multitester
    Multimeter adalah alat untuk mngukur listrik yang sering dikenal sebagai VOAM (VolT, Ohm, Ampere meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amper-meter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.


  6. kWhmeter

    Kwh meter adalah alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk menghitung besar pemakaian daya konsumen. Alat ini sangat umum dijumpai di masyarakat. Bagian utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus, piringan aluminium, magnet tetap yang tugasnya menetralkan piringan aluminium dari induksi medan magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah perputaran piringan aluminium.
  7. FrekuensimeterFrekuensi meter adalah meter yang digunakan untuk mengukurbanyaknya pengulangan gerakan periodik perdetik. Gerakan periodik seperti detak jantung, ayunan bandul jam. Ada dua jenis frekuensi meter analog dan digital. Frekuensi meter analog merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran frekuensi dan yang berkaitan dengan frekuensi. Terdapat beberapa jenis frekuensimeter analog diantaranya jenis batang atau lidah getar, alat ukur ratio dan besi putar. Dalam mengukur frekuensi atau waktu perioda secara elektronik dapat dilakukan dengan beberapa cara.




  8. Cos phimeter

    Cos phimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur faktor daya, Faktor daya adalah perbandingan antara daya aktif (watt) dengan daya semu/daya total (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya semu/daya total
  9. Oscilloscope Oscilloscope/osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.



  10. Generator Fungsi
    Generator fungsi adalah alat ukur yang digunakan sebagai sumber pemicu yang diperlukan, merupakan bagian dari peralatan (software) uji coba elektronik yang digunakan untuk menciptakan gelombang listrik. Gelombang ini bisa berulang-ulang atau satu kali.
    Generator fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga sebagai dasar dari semua outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang dimuat dan dilepas secara berulang-ulang dari sumber arus konstan.
    Tipe lain dari generator fungsi adalah sub-sistem yang menyediakan output sebanding terhadap beberapa input. Contohnya, output berbentuk kesebandingan dengan akar kuadrat dari input. Alat seperti itu digunakan dalam sistem pengendali umpan dan komputer analog.
  11. Megger
    Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik maupun instalasi-instalasi, output dari alat ukur ini umumnya adalah tegangan tinggi arus searah.Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi antara lain untuk : Kabel instalasi pada rumah-rumah/bangunan, Kabel tegangan tinggi, Kabel tegangan rendah, Transformator, dan peralatan listrik lainnya.
Read more ...

Senin, 21 Januari 2019

Mengenal Jenis Beban Resistif, Induktif dan Kapasitif, pada sistem kelistrikan Arus Bolak-balik, beserta contoh Alat listriknya

Mengenal Jenis Beban Resistif, Induktif dan Kapasitif, pada sistem kelistrikan Arus Bolak-balik, beserta contoh Alat listriknya



Mengenal Beban Resistif, Induktif dan Kapasitif, beserta contohnya



Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Beban Resistif, Induktif dan Kapasitif?
Apa saja contoh alat listrik yang termasuk Beban Resistif, Induktif dan Kapasitif?


Terdapat berbagai jenis alat listrik yang menggunakan Listrik AC, baik Listrik AC 1 Phase maupun Listrik AC 3Phase, seperti misalnya Lampu pijar, Lampu TL, Rice cooker, Setrika, Kipas angin, Motor listrik 1 Phase, Motor Listrik 3 Phase, Heater, dan sebagainya.

Berbagai Alat Listrik yang kita sebutkan diatas, membutuhkan Energi/daya listrik agar dapat dioperasikan atau dinyalakan, dan semuanya itu termasuk kedalam Beban Listrik.


Beban Listrik adalah Setiap Alat yang membutuhkan Energi atau Daya Listrik agar dapat dioperasikan atau digunakan.

Berbagai alat listrik yang mengkonsumsi Daya Listrik, disebut dengan Beban Listrik, dan berbagai beban Listrik yang menggunakan Listrik Arus Bolak-balik tersebut dikelompokkan menjadi 3 jenis Beban listrik.


3 Jenis Beban Listrik AC

  • Beban Resistif
  • Beban Induktif
  • Beban Kapasitif

Beban Resistif, Induktif dan Kapasitif


Penjelasan mengenai Beban Resistif, Induktif dan Kapasitif, beserta contohnya
Beban Resistif, Induktif dan Kapasitif




Beban Resistif

Beban Resistif adalah suatu alat yang membutuhkan daya listrik, berupa komponen yang terdiri dari Resistan (Ohm), dan bekerja/beroperasi berdasarkan prinsip kerja Resistansi (Hambatan).


Beban Resistif hanya mengkonsumsi Daya Aktif, dan tidak menyebabkan perubahan nilai faktor daya, sehingga nilai Faktor daya tetap, yaitu sama dengan satu.

Alat Listrik yang termasuk Beban Resistif bekerja berdasarkan prinsip kerja Resistor (Hambatan), sehingga arus listrik yang melewatinya akan terhambat, dan akibatnya alat listrik tersebut akan menghasilkan Panas.

Beban Resistif tidak mempengaruhi gelombang Tegangan dan Arus, sehingga posisi Gelombang Tegangan dan Arus tetap sefasa.


Beberapa contoh alat listrik yang termasuk jenis Beban Resistif, antara lain:

  • Lampu Pijar
  • Heater
  • Rice cooker
  • Setrika
  • Solder Listrik
  • Ceret Listrik
  • Dan semua alat listrik yang bekerja menggunakan Elemen Pemanas.
Lampu Pijar

Heater

Rice Cooker
Solder Listrik


Ceret Listrik








Karena Alat Listrik yang termasuk kedalam jenis Beban Resistif tidak mempengaruhi Faktor Daya (Cosphi=1), maka rumus daya pada beban resistif, adalah:


P = V x I

  • P: Power atau Daya (Watt)
  • V: Voltage atau Tegangan (Volt)
  • I: Intensity atau Arus (Ampere)




Beban Induktif

Beban Induktif adalah suatu alat yang membutuhkan daya listrik, berupa kumparan/lilitan kawat penghantar yang dililit pada suatu inti kumparan, yang bekerja/beroperasi berdasarkan prinsip kerja Induksi.


Beban Induktif mengkonsumsi/menyerap Daya Aktif, dan Daya Reaktif.

Beban Induktif menghasilkan Daya Harmonik yang dapat mengakibatkan penurunan nilai Cosphi menjadi lebih kecil dari 1,00.

Kumparan pada Beban Induktif menyebabkan terhambatnya laju arus, sehingga terjadi pergeseran posisi gelombang Arus menjadi tertinggal (Lagging) dari Gelombang Tegangan.


Beberapa contoh Alat Listrik yang termasuk jenis Beban Induktif, antara lain:

  • Motor Listrik
  • Mesin Las Listrik
  • Transformator (Travo)
  • Induktor
  • Solenoid Coil
  • Lampu Hemat energi
  • dan semua alat listrik yang bekerja berdasarkan Induksi
Motor Listrik 3 Ph
Las Listrik

travo
induktor
selenoid
lampu


Karena Alat listrik yang termasuk kedalam jenis Beban Induktif dapat mengakibatkan penurunan nilai Cosphi (Faktor daya), maka rumus daya pada beban Induktif listrik 1 Phase, adalah:


P = V x I x Cosphi

  • P: Power atau Daya (Watt)
  • V: Voltage atau Tegangan (Volt)
  • I: Intensity atau Arus (Ampere)
  • Cosphi (Faktor daya) nilai <1


Sedangkan rumus daya untuk Listrik Arus bolak balik 3 Phase, adalah:


P = V x I x Cosphi x akar3

  • P: Power atau Daya (Watt)
  • V: Voltage atau Tegangan (Volt)
  • I: Intensity atau Arus (Ampere)
  • Cosphi (Faktor daya) nilai <1




Beban Kapasitif


Beban Kapasitif adalah suatu alat yang membutuhkan daya listrik, dan memiliki kemampuan Kapasitansi yaitu kemampuan untuk menyerap dan menyimpan energi listrik dalam waktu sesaat.

Beban Kapasitif mengkonsumsi/menyerap Daya Aktif, dan mengeluarkan Daya Reaktif, sehingga alat ini dapat digunakan untuk memperbaiki faktor dalam batasan tertentu.

Beban Kapasitif menyebabkan terhambatnya laju Tegangan, sehingga terjadi pergeseran posisi gelombang Arus menjadi mendahului (Leading) dari Gelombang Tegangan.


Alat listrik yang termasuk jenis Beban Kapasitif, adalah Kapasitor (Kondensator)


Karena Alat listrik yang termasuk kedalam jenis Beban Kapasitif dapat mengakibatkan perubahan nilai Cosphi (Faktor daya) lebih kecil dari 1,00, maka rumus daya pada beban Kapasitif listrik 1 Phase, adalah:


P = V x I x Cosphi

  • P: Power atau Daya (Watt)
  • V: Voltage atau Tegangan (Volt)
  • I: Intensity atau Arus (Ampere)
  • Cosphi (Faktor daya) nilai <1


Sedangkan rumus daya untuk Listrik Arus bolak balik 3 Phase, adalah:


P = V x I x Cosphi x akar3

  • P: Power atau Daya (Watt)
  • V: Voltage atau Tegangan (Volt)
  • I: Intensity atau Arus (Ampere)
  • Cosphi (Faktor daya) nilai <1

Read more ...

Selasa, 08 Januari 2019

SAKLAR SENJA

  1. TUJUAN :
    • Setelah melakukan praktek diharapkan siswa dapat :
      • Menentukan komponen kebutuhan rangkaian 
      • Membuat rangkaian Saklar Senja
      • Memahami cara kerja rangkaian
  2. ALAT dan BAHAN :
    1. Transistor type NPN FCS9013
    2. Resistor 10 K Ohm
    3. Potensiometer
    4. Sensor cahaya LDR
    5. Relay 12 VDC
    6. Power Supply 12 VDC
  3. DASAR KERJA RANGKAIAN :
    • Potensiometer : berfungsi untuk mengatur kepekaan intensitas cahaya 
    • Transistor : berfungsi sebagai switch electronic
    • Resistor : berfungsi sebagai pembatasan penahan arus yang masuk ke basis transistor dan pembagi tegangan
    • Relay : berfungsi sebagai transfer saklar mekanik
    • Power Suplay : berfungsi sebagai catu daya (sumber tenaga)
  4. Langkah Kerja
    • Menyiapkan alat dan bahan rangkaian 
    • Menguji komponen dengan AVO meter atau alat yang lain
    • Memahami rangkaian kerja / membaca gambar
    • Memasang komponen pada papan rangkaian/ PCB
    • Melakukan penyolderan 
    • Merapikan rangkaian dengan memotong sisa kaki komponen
    • Meneliti hasil rangkaian sesuai dengan skema
    • Menguji rangkaian dengan sumber tegangan DC 12 VDC
    • Melakukan pengaturan intensitas cahaya
    • Mencatat perubahan kejadian nyala dan matinya lampu
  5. Gambar kerja
    1. Resistor
    2. Potensiometer
    3. LDR
    4. Transistor

    5. Power Suplly
    6. Relay
    7. Gambar Rangkaian
    8. KESIMPULAN
Read more ...

Dasar Counter dengan JK Flip Flop

A. Tujuan : Memahami Dasar kerja Counter dengan menggunakan JK FF Memahami rangkaian dan kerja Counter Up Membangun rangkaian Coun...

Designed By VungTauZ.Com