1.1. Hukum
Komunitatif Untuk Gerbang Logika AND
Hukum Komutatif Untuk Gerbang
Logika AND Gerbang OR dengan 2 masukan tertentu, yaitu A dan B, dapat
dipertukarkan tempatnya dan dapat merubah urutan sinyal-sinyal masukan.
Perubahan tersebut tidak akan mempengaruhi keluarannya. Dalam hukum persamaan
Boolean hal ini dapat ditulis sebagai berikut : A . B = B . A = Y
1.2. Hukum
Komutatif Untuk Gerbang Logika OR
Hukum
komutatif aljabar boolean memiliki kesamaan degan aljabar biasa. Berikut ini
akan kita lihat pemakaian hukum komutatif dalam gerbang-gerbang logika Hukum
Komutatif Untuk Gerbang Logika OR Gerbang OR dengan 2 masukan tertentu, yaitu A
dan B, dapat dipertukarkan tempatnya dan dapat merubah urutan sinyal-sinyal
masukan. Perubahan tersebut tidak akan mempengaruhi Dalam hukum persamaan
Boolean hal ini dapat ditulis sebagai berikut : A + B = B + A = Y
2.1. Hukum
Asosiatif Untuk gerbang OR
Hukum
Asosiatif untuk Gerbang Logika OR Gerbang OR dengan 2 masukan tertentu, yaitu A
dan B, dapat dikelompokan tempatnya dan diubah urutan sinyal-sinyal masukannya.
Perubahan tersebut tidak akan mengubah keluarannya. Dalam hukum persamaan
Boolean ditulis sebagai berikut: A + ( B+ C) = ( A + B ) + C Pada hakekatnya
cara pengelompokan variabel dalam suatu operasi OR tidak berpengaruh pada
keluarannya. Artinya keluarannya akan tetap sama dengan : Y = A + B + C
Perhatikan gambar berikut
2.2. Hukum
Asosatif Untuk AND
Hukum
Asosiatif untuk Gerbang Logika AND Gerbang AND dengan 2 masukan yaitu yaitu A
dan B, dapat dikelompokan tempatnya dan diubah urutan sinyal-sinyal masukannya.
Perubahan tersebut tidak akan mengubah keluarannya. Dalam hukum persamaan
Boolean ditulis sebagai berikut: A. (B . C ) = ( A . B ) .C = Y
Gerbang
AND dan OR dengan masukan tertentu, yaitu A, B¸dan C, dapat disebarkan
tempatnya, dan dapat dirubah urutan-urutan sinyal-sinyal masukannya. Perubahan
tersebut tidak akan mengubah keluarannya. Dalam persamaan boolean ditulis
sebagai berikut : A. ( B + C ) = AB + AC
Sifat-sifat Khusus Ajabar Boole
Sifat
Khusus dalam operasi Gerbang OR
– Kaidah Pertama : A + 0 = A
– Kaidah Kedua : A + 1 = 1
– Kaidah Ketiga : A + A = A
– Kaidah Keempat :A+Anot=
Sifat Khusus dalam operasi Gerbang AND – Kaidah
Pertama : A . 0 = 0
– Kaidah Kedua : A.1 = A
– Kaidah Ketiga : A . A = A
– Kaidah Keempat : A . ?
Sifat Absorpsi
Untuk membuktikan sifat atau
teorema ini perhatikan persamaan berikut :
Kedua rangkaian logika
diatas memiliki keluaran yang sama untuk kondisi masukan A dan B yang sama.
Sifat Reduksi A + AB = A Untuk membuktikan sifat atau teorema ini perhatikan
persamaan berikut:
Sifat
Absorpsi
Untuk
membuktikan sifat atau teorema ini perhatikan persamaan berikut :
Teorema
De Morgan – Teorema Pertama
Persamaan
gerbang logika NOR :
Rangkaian
logika 2 masukan yang di “NOT” kan dan kemudian hubungkan ke gerbang AND
Dari
rangkaian diatas dapat ditulis persamaan aljabar boolean sebagai berikut :
Karena
kedua rangkaian diatas menghasilkan masukan dan keluaran yang ekivalen atau sama
maka dapat dinyatakan sebagai berikut :
Teorema
Kedua
Persamaan
gerbang logika NAND :
Rangkaian
yang terdiri dari logika NOT dan gerbang logika OR :
Rangkaian
diatas dapat dituliskan ke dalam persaman berikut :
Kedua
rangkaian logika diatas memiliki kesamaan sifat atau dapat dikatakan keduanya
ekivalen sehingga dapat dibuktikan teorema de morgan sesuai dengan kedua
persamaan di atas.
B.RANGKAIAN
GERBANG KOMPLEK
Desain gerbang logika kompleks :
- jaringan P menggambarkan luaran
- Le réseau N tire la sortie à 0
- Jaringan N et P komplementer
- satu dari dua jaringan driven
C.DASAR-DASAR
FLIP FLOP D,RS,JK
A. Flip Flop RS (Reset Set Flip Flop)
Dengan menggunakan gabungan gerbang – gerbang
logika menjadi suatu gerbang logika kombinasional dan kemudian diumpan balikkan.
Lalu dapat dibangun suatu rangkaian logika yang dapat menyimpan data. Rangkaian
logika ini disebut dengan piranti atau rangkaian flip flop. Flip Flop ini adalah
elemen memori terkecil yang dapat menyimpan data sebesar 1 bit, yaitu 0 atau 1.
Flip Flop juga merupakan piranti yang memiliki dua keadaa stabil. Piranti ini
akan tetap bertahan padansalah satu keadaan itu sampai ada pemicu yang
membuatnya berganti keadaan.
Flip Flop dengan penahan NOR dibangun dengan
mengggunakan rangkaian terpadu (IC). Flip Flop yang dibangun dengan menggunakan
gerbang logika NOR dinamakan penahann NOR.
Penahan NOR dapat dinyatakan kembali
dengan teorema De morgan, sehingga kita dapatkan rangkaian penahan yang lain
tetapi dengan fungsi yang sama
Flip Flop SR dengan gerbang NOT dan
AND
Masukkan R dalam keadaan 0 dan S dalam keadaan
1 memberikan keadaan SET. Sedangkan apabila R dalam keadaan 1 dan S dalam
keadaan 0 akan memberikan keadaan RESET. Namun saat SET dan RESET dalam keadaan
1, akan terjadi keadaan pacu. Oleh karena itu kita harus menghinari keadaan R
dan S dalam keadaan 1. Sedangkan Saat S dan R dalam keadaan 0, tidak terjadi
perubahan.
Prinsip Kerja Penahan NOR.
1. Pengujian Rankaian.
Apabila S rendah (0),
maka keluaran Q akan rendah, walaupun keadaan R dirubah mejadi tinggi maupun
rendah, maka Q tetap rendah.
2. Keadaan SET.
Apabila S dalam keadaan
1 (tinggi) keluaran Q akan 1 (tinggi). dan S hanya sekali memberikan pulsa, dari
keadaan 0 menjadi 1. Sesudah itu jika keadaan S berubah-rubah , keluaran Q akan
tetap 1.
3. Keadaan RESET.
Pada keadaan ini,
keluaran Q tetap 1 (tinggi) apapun yang terjadi pada S. Cara menurunkan atau
mengubah keadaan dengan menurunkan pulsa dari 1 menjadi 0 adalah dengan cara
mengaktifkan R. Begitu R berubah keadaannya dari 0 menjadi 1 maka seketika itu
juga keluaran Q akan menjadi 0 (rendah). Sesudah itu, apapun yang terjadi pada
masukan R, flip flop tidak akan menganggapi.
Saat ingin mengubah
keadan keluaran Q lagi maka S harus diberi pulsa kembali, maka keluaran Q akan
menjadi 1. Untuk mengubahnya menjadi 0 lagi maka R diberi pulsa kembali.
4. Keadaan HOLD .
Fllip Flop dinyatakan dalam keadaan Hold jika
data yang dimasukkan pada flip flop ditahan, hingga ada perubahan masukan.
Langkah langkah percobaan diatas adalah suatu cara untuk mengetahui prinsip
kerja dari flip flop secara bertahap dan terstruktur, dan dari percobaan
tersebut telah dibukrikan bahwa flip flop dapat menyimpan data dengan cara
menahan data tersebut.
Penahan NAND (NAND Latch)
Sebuah Flip Flop RS yang terbuat dari gerbang
logika NAND (NOT-AND) sering disebut sebagai penahan NAND. Penahan NAND prinsip
kerjanya sama dengan NOR. Perbedaannya terletak pada keadaan level atau tingkat
logikanya. Masukan – masuka SET dan RESET dari penahan NOR bekerja dari keadaan
O menjadi 1, sewaktu mengubah keadaan, sedangkan penahan NAND sebaliknya.
Masukan – masukan SET dan RESET dari penahan NAND bekerja dari keadaan 1 menjadi
0 sewaktu mengubah keadaan.
Penahan NAND dapat dinyatakan kembali dengan
teorema De Morgan, sehingga kita dapatkan rangkaian penahan yang lain tetapi
fungsi logikanya sama.
Penahan NAND juga dapat dibangun dengan gerbang
logika NAND silang (Cross NAND) dan disebut dengan Flip Flop SR NAND Silang
(Cross NAND SR Flip Flop)
Prinsip Kerja dari penahan NAND.
1. Keadaan Pengujian.
Apabila S = 1 (tinggi) maka keluaran Q akan
rendah. Walaupun R diubah-ubah keadaannya, keadaannya tetap 0.
2. Keadaan SET.
Apabila S berubah dari 1 menjadi 0, maka
keluaran Q akan langsung 1. Dan S hanya sekali saja membuat pulsa dari keadaan 0
menjadi 1. Sesudah itu jika keadaan S akan berubah ubah, keluaran tetap 1. Yang
artinya penahan NAND akan tetap menahan data pertama yang masuk, selama dalam
keadaan ini penahan NAND berada dalam keadaan HOLD
3. Keadaan RESET.
Pada keadaan ini, keluaran Q tetap 1 (tinggi)
apapun yang terjadi pada S. Cara menurunkan pulsa dari 1 menjadi 0 adalah
mengaktifkan R. Begitu R berubah keadaannya dari 1 menjadi 0 maka seketika itu
juga keluaran Q akan menjadi 0. Dan R hanya sekali saja berperan dalam mengubah
keadaan keluaran Q. Setelah itu apapun yang terjadi pada R tidak akan ditangga
pi oleh keluaran Q.
Flip Flop RS dikembangkan dengan ditambah
masukan untuk sinyal pendetak (clock), maka disebut Flip Flop RS Terdetak
(clocked SR flip flop). Flip Flop Terdetak bekerja dengan menggunakan sinya
pendetak. Pada hakikatnya prinsip keduanya sama, tetapi oerasi pengendalian
masukan dan keluarannya berbeda. Flip Flop RS terdetak ini harus menyesuaikan
diri dengan sinyal pendetak atau menyingkronkan diri dengan sinyal pendetak.
Apabila sinyal pendetak masukan pada logika 0, maka data yang masuk pada R dan S
tidak akan ditanggapi atau diproses oleh flip flop, sehingga keluaran Q tetap
tidak berubah. Jika sinyal pendetak berubah dari logika 0 menjadi 1, seketika
itu masukan SET dan RESET akan ditanggapi, sehingga keluaran Q berubah.
Pengoperasian flip flop SR terdetak disebut secara serempak atau sinkron.
Dinamakan sinkron karena bekerjanya menyesuaikan dengan irama waktu sinyal
pendetak.
Rangkaian Flip Flop SR terdetak
Prinsip Kerja Flip Flop SR
Terdetak.
1. Pengujian Flip Flop.
Apabila masukan SET dalam keadaan logika 0 maka
keluaran Q akan 0. Kemudian masukan R diubah-ubah keadaannya, keluaran Q tidak
berubah yaitu tetap 0. Walaupun sinyal pendetak berubah-ubah level logikanya,
keluaran Q tetap tak berubah sedikitpun.
2. Keadaan SET.
Apabila masukan SET diberi pulsa maka pada
bagian masukan akan terjadi perubahan dari 0 menjadi 1. Tetapi keluaran Q akan
tetap 0. Flip Flop masih belum menanggapinya dan keluaran Q tetap tak berubah
(Q=0). Setelah sinyal pendetak tiba, saat itu juga flip flop akan menanggapinya
dan keluaran Q akan berubah menjadi 1. Dan S hanya sekali saja memberikan
pulsa,dari keadaan 0 menjadi 1. Sesudah itu jika keadaan S berubah-ubah,
keluaran Q akan tetap 1, meski sinyal penndetak berubah-ubah keadaannya.
3. Keadaan RESET.
Dengan melakukan pengujian diatas, flip flop
akan aktif. Keluaran Q adalah 1. Artinya flip flop sedang mengingat suatu tanda
biner, yaitu 1. Data biner tersebut akan tetap disimpan oleh flip flop
selamanya, tanpa batas waktu. Lalu, jika ingin mengubah data yang disimpan dalam
flip flop menjadi 0 atau keluaran Q=0. Caranya, masukan RESET diberi masukan
sinyal Flip flop tidak akan langsung menanggapinya dan memprosesnya tetapi
terlrbih dahulu sinyal pendetakya. Jika sinyal pendetak belum tiba atau masih
dalam keadaan 0, maka flip flop tidak akan berubah sedikitpun. Tetapi begitu
sinyal pendetak tiba, flip flop akan langsung menggapi dan keluaran Q akan
berubah menjadi 0. Jika masuka Reset diberi pulsa dan sinyal pendetal dalam
keadaan 1 maka masukan Reset akan langsung ditanggapi, dan keluaran Q akan 0.
Jika pada keluaran Q dipasang inverter maka keluaran Q’ akan 1. Masukan Reset
hanya memeiliki satu kesempatan untuk mengubah flip flop.
Tentang Sinyal
Pendetak.
Sinyal pendetak bekerja dalam suatu model atau
cara yang disebut Possitive Going Transition (PGT) atau Perubahan Tepi Naik
Positif. Artinya ketika denyut sinyal detak (clock) berganti dari 0 ke 1,
perubahan keadaan flip flop terjadi dan keluaran Q dan Q’ berubah. Keluaran
tepat pada tepi naik dari sinyal detak. Pada flip flop, masukan SET dan RESET
harus menunggu sampai sinyal pendetak menjadi logika 1, cara ini disebut dengan
pendekatan positif (positive clocking). Jika diantara masukan sinyal pencetak
dan gerbang – gerbang logika dipasang sebuah Inverter (gerbang NOT) akan didapat
pendekatan egatif (negative clocking)
Penahan D
Penahan D dapat dibuat dengan menggunakan
gerbang logika NAND seperti halnya rangkaian pada flip flop RS. Namun pada Flip
Flop D kita menggunankan tambahan Inverter sebelum gerbang NAND.
Prinsip kerja dari Flip
Flop D juga sederhana. Isyarat digital yang masuk pada D akan dibagi menjadi 2
jalur. Jalur pertama melewati inverter kemudian diteruskan pada gerbang NAND
yang menghasilkan Keluaran RESET, sedangkan jalur kedua langsung melewati
garbang NAND dan menghasilkan keluaran SET. Kemudian untuk masukan pada D, jika
masukan 0, maka gerbang NAND atas akan bernilai 0 dan gerbangn NAND bawah akan
bernilai 1 sehingga akan menghasilkan keluaran RESET. Namun jika masukan awal 1,
maka gerbang NAND atas akan bernilai 1 dan gerbang NAND bawah akan bernilai 0
sehingga akan menghasilkan keluaran SET. pada penahan D ini tidak akan terjadi
keadaan yang terpacu, karena gerbang logika yang digunakan menjamin untuk
mengeluarkan nilai SET dan RESET yang berlawanan
Penahan D dengan Sinyal Kendali Enable Tanpa Sinyal
Pendetak
Penahan D jenis ini dapat dibentuk dengan
menambahkan Inverter pada sebuah flip flop gerbang SR, rangkaian ini menggunakan
gerbang NOT, NAND dan Inverter. Untuk alur masukan data, SET mendapatkan masukan
langsung dari gerbang NOT yang terhubung langsung dengan masukan data kemudian
melewati gerbang NAND kemudian baru menghasilkan keluaran. Sedangkan untuk RESET
masukan yang sampai padanya telah melalui gerbang inverter dan gerbang NOT
sebelum sampai pada RESET, kemudian masukan diteruskan pada gerbang NAND sebelum
menghasilkan keluaran. Dalam penggunaannya masukan D dan keluaran Q akan selalu
sama selama Enable bernilai 1, namun saat Enable benilai 0 maka masukan D
terakhir yang terbaca saat Enable 1 akan ditahan, dan perubahan pada masukan D
tidak akan di proses.
Prinsip Kerja Penahan D
-
Flip Flop bekerja sebagai penahan data
-
Penahan D menyimpan data 1.
Penahan data ini berfungsi untuk menahan deretan pulsa biner
yang dimasukkan. Jika pada penahan D masukan enable bernilai 0 maka masukan yang
masuk itu akan ditahan dan disimpan hingga masukan enable diubah menjadi 1
kemudian keluaran Q akan tetap mengeluarkan keluaran 1 dan mengabaikan masukan
lain yang ada pada En dan D.
-
Penahan D menyimpan data 0.
Sinyal masukan awal yang diberikan pada masukan enable adalah
logika 1, kemudian pada masukan D diberi masukan 0, keluaran Q akan tetap
mengeluarkan masukan pertama yang telah di inputkan dengan mengabaikan perubahan
yang terjadi pada EN dan D
-
Flip flop bekerja
sebagai transparent data.
Jika
pada makukan En diberikan isyarat 1 yang dipanjar, maka keluaran Q yang
dihasilkan akan mengikuti perubahan masukkan pertama yang dimasukkan pada
penahan D. Sewaktu menjalankan penahan D dlam bentuk (mode) operasi ini, penahan
D dikatakan transparant atau bersifat tembus cahaya. Penahan D dapat dibangun
dengan menyusun gerbang logika seperti gamabar. Tetapi, penahan D akan lebih
cepat, mudah dan preaktis jika menggunakan rangkaian terpadu (IC). Dalam satu
kemasan chip terdapat beberapa penahan D dalam keadaan siap digunakan. Sedangkan
kode IC adalah IC TTL 7475. Setiap IC berisi 4 buah flip flop D
Tabel Fungsi untuk IC TTL
7475
Penahan D dengan Sinyal Pendetak
Cara mudah untuk memahami penahan D dengan
sinyal pendetak ini adalah dengan mengganti kendali Enable dangan sinyal
pendetak (clock). prinsip kerja dari penahan D dengan sinyal pendetak pun sama
dengan prinsip kerja penahan D dengan kendali Enable. Namun pada
pengoperasiannya terdapat sedikit perbedaan, jika ada penahan D dengan kendali
pendetak kita dapat mengendalikan batasan waktu, pada penahan D sinyal pendetak
kita harus mengikuti laju dari sinyal pendetak. Rangkaian D dengan sinyal
pendetak memiliki 2 masukan, yaitu masukan D dan detak (clock)
Jenis jenis Penahan D dengan sinyal pendetak
-
Penahan D dengan sinyal Pendetak sederhana
-
Penahan D Sinyal Pendetak
belum Aktif.
Saat sinyal
pendetak belum aktif maka masukan yang ada pada D ridak akan berpengaruh pada
keluaran Q
-
Penahan D Ketika Sinyal
Pendetak Aktif.
Pada saat
sinyal pendetak dalam keadaan 1, maka sinyal yang masuk pada D akan dibaca dalam
rentanagan masukan 1 pada sinyal pendetak, kemudian keadaan akhir dari sinyal D
yang dibaca akan ditahan. Namun jika pada saat sinyal pendetak telah mengalami
keadaan high namun sinal D tidak ada perubahan maka keluaran Q yang dihasilkan
pun tidak akan berubah.
-
Menghapus Isi Data pada
Penahan D.
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pengubahan
keluaran Q yaitu dengan megubah sinyal penahan D menjadi 1 atau 0 pada saat
sinal pendetak bernilai 1
-
Penahan
D dlam Mode Operasi Mengikuti atau bersifat Transparent.
Kemudian ada kondisi dimana keluaran Q mengikuti sinyal yang
terdapat pada penahan D, kondisi ini disebut
transparent
-
Penahan D dengan pemicuan Tepi.
Flip Flop D pemicuan Tepi
Dapat dilihat dari diagram masukan bahwa pulsa biner 1 dan 2
yang masuk pada masukan D langsung di proses oleh penahan D. Tetapi ketika pulsa
biner 3 dan 4 masuk pada masukan D tidak ditanggapi sama sekali oleh penahan D.
Ini dikarenakan pulsa biner yang masuk yang dapat ditanggap i oleh penahan D
hanyalah pada tepi awal pulsa saja.Penahan D ini menggunakan rangkaian
Diferensito, rangkaian Diferensiator adalah sebuah rangkaian yang pada masukan
sinyal pendetaknya dipasang sebuah resistor dan kapasitor. Rangkaian Ini
dirancang agar sinyal pendetak yang dihasilkan lebih sempit dari sinyal pendetak
yang seharusnya terbentuk sehingga waktu cuplikannya menjadi lebih cepat. Sinyal
pendetak ini kemudian akan mengendalikan Penahan D menjadi Set atau Reset yang
mana reaksi yang dihasilkan akan lebih sensitif dari sinyal pendetak sebelumnya.
Perubahan ini dilakukan agar Flip Flop bereaksi pada perubahan awal pulsa naik
(tepi positif) dari sinyal detak
-
Penahan
D Pemicuan Tepi dengan Sinyal Pendetak dan Kendali Preset Clear.
Pada rangkaian ini, saat preset dan clear sama sama rendah,
maka akan dijumpai keadaan tidak aktif preset dan clear harus dalam tingkat
logika tinggi. bila preset dibuat rendah secara tersendiri, maka flip flop akan
di reset. Untuk lebih jelasnya kita masukkan pada sebuah contoh, misalnya sinyal
clear dapat berasal dari sebuah tombol tekan. Jadi, lepas dari keadaan sinyal
pendetakyang sedang bekerja, keluaran akan langsung di reset ketika operator
menekan tombol clear. Flip Flop D jenis ini mempunyai dua macam mode
pengoperasian, yaitu mode sinkron dan mode asinkron
Mode Pengoperasian
-
Penahan D Sinkron.
Pembacaan masukan pada Penahan D ini berpedoman tepi positif
dari clock yang aktif, jika data yang masuk pada masukan D bersamaan dengan tepi
positif dari clock maka keluaran yang muncul pada Q akan sejalan dengan masukan
pada D yang terbaca, sedangkan jika masukan pada D masuk tidak pada saat tepi
positif dari clock, maka keluaran Q yang dihasilkan nantinya tetap dari data
yang sejalan dengan tepi positif dari clock
-
Penahan D Asinkron.
Pengaktifan atau pembacaan masukan pada Penahan D Asinkron
tidak bergantung pada clock seperti Penahan D sinkron. Pengaktifan Penahan D
asinkron bergantung pada masukan Set dan Reset pada rangkaian. Saat Set bernilai
1 maka penahan D akan Aktif dan keluaran Q pun akan bernilai 1, dan saat Reset
benilai 1 maka Penahan Akan padam dan keluaran Q pun akan bernilai 0, meskipun
saat masukan 1 dari Reset masukan Set yang masih aktif akan diabaikan, namun
saat Set kembali bernilai 1 maka masukan Reset akan diabaikan.
Namun pada saat Set dan Reset sama sama dalam keadaan high,
maka penahan akan berada dalam keadaan pacu, ini adalah keadaan terlarang. Pada
prakteknya seperti pada LED, keadaan pacu dapat membuat LED redup atau berkedip
tidak beraturan.
-
Penahan
D Pemicuan Tepi dengan Rangkaian Tepi Gandengan Langsung.
Pada prinsipnya, rangkaina ini hanya menggapi sinyal masukan
untuk beberapa saat selama sinyal pendetak bertransmisi dari keadaan tinggi. Bit
data D disimpan rendah hanya pada waktu transisi naiknya sinyal
pendetak.
Flip flop JK merupakan flip flop yang paling ideal digunakan
sebagai piranti penyikpanan (memori).
Flip flop JK digunakan pada setiap komputer
digital maupun piranti lainnya. Dalam pemakaian bidang elektronika juga memiliki
banyak manfaat, misalnya :
- Pencacah frekuensi (frequency counter)
- Pembagi frekuensi (frequency divider)
- Pembangkit ragam gelombang kotak simetri (symetri square wave
form generator), dll.
Flip Flop JK dengan Pemicuan Tepi (Edge Triggered JK Flip
Flop)
Rangkaian dari flip flop ini terdiri dari
rangkaian gerbang logika, seperti flip flop lain. Tetapi, flip flop JK memilki
keunikan tersendiri, yaitu pada keluaran Q dan Q’ terdapat dua jenis umpan
balik, dengan keluaran yang diumpan balikkan kembali.
Ada dua jenis umpan balik :
-
Umpan Balik
flip flop. Berfungsi supaya rangkaian gerbang logika yang berada di dalam
garis putus – putus FL dapat menahan sebuah data biner.
-
Umpan
balik Togel (Toggle). Umpan balik ini enyebabkan flip flop JK mengalami
toggle.
Selain terdapt dua jenis umpan balik, flip flop
JK memiliki 2 masukan kendali, yang disebut dengan masukan J dan K. Masukan J
dan K berfungsi mengatur apa yang akan dilakukan rangkaian pada tepi sinyal
pendetak. pada bagian masukan dari pendetak dibei rangkaian Diferensator, namun
dalam Chip IC tidak digunakan rangkaian RC tetapi gerbang Not dan And, karena
pada IC, komponen RC memakan Tempat dan kurang praktis.
Pinsip Kerja Flip Flop JK
-
Keadaan tidak Aktif.
Ini adalah keadaan dimana sinyal J dan K bernilai 0 sehingga
juga menghasilkan masukan Q bernilai 0
-
Keadaan SET.
Ini
terjadi disaat sinyal pada masukan J bernilai 1 dan masukan K bernilai 0
sehingga dihasilkan keluaran Q bernilai 1, pada saat ini lah Flip Flop
dinyatakan dalam keadaan SET
-
Keadaan RESET.
Ini terjadi disaat sinyal pada masukan J bernilai 0 dan
masukan K bernilai 1 sehingga dihasilkan keluaran Q bernilai 0, pada saat ini
lah Flip Flop dinyatakan dalam keadaan RESET
-
Keadaan Toggle.
Ini terjadi saat masukan J dan K sama sama berniali 1
sehingga dihasilkan keadaan set dan reset yang terus
bergantian
Flip Flop JK dengan Pemicuan Tepi Negatif
Flip Flop JK dengan Pemicuan Tepi Negatif
memiliki prinsip kerja yang sama dengan tipe sebelumnya, yang berbeda hanya pada
pemicu yang digunakan saling berlawanan. Biasanya data yang diterima adalah
perubahan pulsa ke rendah (tepi negatif), cara pemasukan data J dan K seperti
ini dibuat dengan merancang flip flop agar emiliki kemampuan untuk dapat
menerima data masukan kendali masukan J dan K dari tepi sinyal pendetak.
D.DASAR
SHIFT REGISTER
Dasar dari register
geser adalah menggeser data informasi yang disimpan di dalam register geser
tersebut. Sebagai contoh, register geser dengan 4-bit akan menggeser data biner
yang saling berurutan sebanyak 4 posisi atau kita sebut 4 bit.
Proses bergesernya
data yang masuk ke dalam sebuah
register terjadi
sejalan dengan sinyal pendetak. Cepat atau lambatnya suatu pewaktuan dalam
pergeseran ditentukan oleh sebuah sinyal pendetak yang digunakan dalam rangkaian
tersebut. Setiap kali sinyal pendetak berdenyut, maka data yang tersimpan akan
digeser satu posisi. Jika pulsa pendetak tersebut berdenyut sekali lagi, maka
data yang tersimpan akan digeser satu posisi lagi dan seterusnya
CONTOH REGISTER
GESER
Contoh kasus
register geser dalam sehari-hari yaitu terdapat pada kalkulator yang biasa kita
gunakan. Bila kita memasukan masing-masing digit yang ada pada papan tombol,
angka pada peraga akan bergeser ke kiri. Jadi, untuk memasukkan angka 268 kita
harus mengerjakan hal berikut.
Pertama, kita akan
menekan dan melepaskan 2 pada papan tombol kalkulator, maka 2 muncul pada layar
dengan posisi paling kanan. Selanjutnya, kita menekan dan melepaskan 6 pada
papan tombol yang dapat menyebabkan 2 bergeser satu posisi ke kiri, yang
kemudian memungkinkan 6 muncul pada posisi paling kanan layar, 26 muncul pada
layar. Kemudian, kita menekan dan melepaskan 8 pada papan tombol, 268 muncul
pada layar.
JENIS - JENIS
REGISTER GESER
Ada 4 jenis
register geser, yaitu:
Serial Input Serial
Output (SISO)
Serial Input
Paralel Output (SIPO)
Paralel In Serial
Output (PISO)
Paralel Input
Paralel Output (PIPO)